Selasa, 01 Januari 2008

Belajar Bersahabat Dari Uzumaki

Belajar Bersahabat Dari Uzumaki
Oleh Abil Abal Abul Abbas

"Bijuu, Chakra. Jutsu, Rasengan, Hokage, Chuunin, Shinobi", istilah-istilah ini sekarang sudah bukan lagi menjadi kata-kata asing bagiku. Meski agak susah artikulasinya, tapi soal maksud barangkali aku dah banyak ngerti. Yah istilah-istilah ini menjadi familiar kurang lebih mulai setahun yang lalu. Berawal dari ketidak-sengajaan, saat aku dan seorang temen mau mengembalikan Handy-Cam dirumah salah satu temen. Aku penasaran melihat si tuan rumah itu sedang serius menikmati sebuah film kartun. Dan karena urusan handy-cam itu cukup lama, terpaksa aku niatkan ikut nonton film kartun itu daripada bengong nganggur. Satu-dua episode aku ikuti ceritanya, dan aku hanya bisa diam dan sesekali bertannya ke temen si "empu" film itu. Agaknya alur cerita yg menarik dengan adegan Battle-nya, membuat beberapa pertanyaan-pertanyaanku gak dijawab oleh temenku itu. Dan terkadang jawabnya juga ngasal, tapi itu nggak membuatku jadi merasa dicuekin. Toh aku kadang juga merasa begitu, kalau sudah serius menikmati bacaan atau tontonan, jadi kurang peka kalau diajak ngobrol.

Hampir sejam lebih aku menikmati serial kartun itu, mungkin karna kebetulan episodenya menarik dan ada adegan fight yang asyik, tak terasa kalau urusan Handy-cam itu dah beres. Tapi karena ceritanya yang makin bikin penasaran, jadi aku teruskan lagi nontonnya dengan sedikit- sedikit maklumat yang mulai aku dapatkan. Mulanya tahu film ini aku nggak respek, bukan karena faktor apa-apa sih ,ya cuma karna formatnya yang kartun itu aja. Bagiku film-film kartun cukuplah menghiasi masa kecil dan beliaku."Masak tuwek-tuwek jek nontok film kartun", pikirku waktu itu.

Tapi yang membuatku jadi tertarik, mungkin karena jumlah episode yang banyak dan itu bener-bener ada, bayangkan ada ratusan episode, Waw!. Apalagi masih dalam suasana liburan, tentu menjadi hiburan tersendiri menikmati film yang berjilid-jilid seperti ini. Ya akhirnya dengan bantuan hardisk temen aku minta untuk mencopy-nya. Eh lebih tepatnya aku usul ke temenku itu, karena ternyata temen yang kuajak itu sudah lebih dulu tahu tentang kartun itu. Meski udah dikasih tahu didepan, tapi aku lupa lagi ini film namanya apa. karena dari judulnya aja nggak Good Listening, beda dengan film-film kartun yang pernah menjadi idolaku, macam The He-man, Silver Hawk, The Centurions, Thunder Cat, G-Force, dan terakhir Dragon Ball. Ya barangkali judulnya yang kurang "mbarat" jadi kesannya kurang gagah. Tapi soal alur cerita barangkali bisa dibandingin dengan yang lain. Jadi sekrang aku dah keranjingan menikmati film kartun serial ini, Uzimaki NARUTO!.

Film Kartun Naruto merupakan adaptasi dari manga Naruto yang diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 1999, yang merupakan karya Masashi Kishimoto. Dari informasi yang aku dapat, popularitas Naruto ini menyaingi kompatriotnya, yaitu Dragon Ball. Bahkan dari panjang episode dan ceritanya, Naruto lebih dari Dragon Ball. Dari prestasi dan penghargaan yang diraih, kini Serial Naruto adalah manga yang paling terkenal dan naik daun di seluruh dunia. Bahkan dalam sebuah polling di salah satu TV Jepang, Naruto menjadi peringkat pertama 100 Anime terbaik. Dan mendapat pula penghargaan sebagai Best Graphic Novel dlm Quill Award di Amerika Utara.


Mengapa Serial ini bisa menjadi menarik dan kelihatan fenomenal? Setiap film kartun tentu punya kekhasan tersendiri. Dalam genre Anime, barangkali yang sering ditonjolkan adalah sisi kekuatan rekayasa Graphic-nya, disamping juga isi ceritanya. Sebutlah anime-anime made in jepang, rata-rata unsur artistik dalam komputerisasi sangat kentara dibanding anime-anime made in lain. Namun bagiku, kekuatan cerita masih menjadi idola. Sudah berapa puluh judul kartun yang sempet kunikmati, namun hanya satu dua tiga yang mampu membekas di hati. Tak lain karena disamping menghibur juga memberikan edukasi. Tak jarang, pelajaran berharga yang bisa diambil dalam film animasi tak kalah dibanding film non animasi. Jadi tak heran, bila hati tiba-tiba menjadi Pinky, hanya karena nonton Film Animasi.

Dari sosok tokoh utama dalam serial ini, karakternya memang dibuat hitam-putih. Artinya Naruto tidak melulu digambarkan sebagai sosok yang perfect tanpa cacat, namun dia ditampilkan sebagai karakter manusia pada umumnya. Yang mana disisi lain dia juga tidak selalu ditampilkan sebagai sosok yang annoyous,layaknya peran seperti Nobita ataupun shincan. faktor inilah yang membuatku merasa enjoy menikmati. Latar belakang Naruto yang tidak menyenangkan, menjadi titik tolak ide cerita yang ingin disuguhkan. Bahwa dalam setiap kekurangan dan kelemahan terdapat sebuah kekuatan dan spirit untuk menjadi yang terbaik. Manusia pasti tidak bisa menghapuskan kelemahan dan kekurangan yang dipunya, namun manusia bisa merubahnya untuk bisa menjadi lebih baik.

Nilai-nilai dalam serial ini secara eksplisit bisa dinikmati lewat dialog dan tingkah laku tokoh-tokohnya. Dari duo Guru besar Naruto, Jiraiya dan Kakashi,nampak ditampilkan perilaku konyol yang nyrempet ke arah yang "ngeres", namun di sisi lain mereka punya sifat penuh pertimbangan yang matang. Dan masih banyak karakter tokoh-tokoh lain yang unik, seperti si Gendut Chouji yang doyan makan, sehingga seolah-olah makan adalah menjadi sumber kekuatan terbesarnya.

Secara garis besar. menurutku banyak sekali nilai-nilai yang bisa memberikan edukasi dalam serial ini. Seperti tentang kuatnya persahabatan, pentingnya kesetiaan, perasaan saling memahami-melindungi dan lain sebagainya.

Namun diantara yang paling menggelitik hatiku adalah nilai persahabatan yang ditampilkan dalam sosok Naruto. Bagaimana perasaan Naruto ketika Sasuke, sahabat yang sudah dianggapnya saudara pada akhirnya harus jatuh di tangan orang jahat dan menjadi orang yang memusuhinya. Tanpa mempedulikan nasibnya, Naruto terus berjuang tak kenal lelah demi mengembalikan Sasuke ke jalan yang benar. Belum lagi persahabatan yang dibangun sebagai sesama murid Ninja dalam sebuah tim penyelamatan, jatuh bangun Naruto berjibaku dengan musuh dan dirinya demi menyelamatkan sahabat-sahabatnya. Sampai dalam episode yang layaknya seperti dalam kehidupan nyata, karena sama-sama mempunyai latar belakang yang tidak menyenangkan, Naruto menjadi orang yang paling merasakan kehilangan saat Gaara diculik oleh gerombolan musuh. Kesungguhannya dalam menjaga persahabatan bisa aku rasakan dari bulir-bulir air mata yang sering tumpah meruah.

Selaras dengan ajaran yang selama ini kita dapatkan, persahabatan mempunyai pengaruh yang besar buat kehidupan kita ini. Seperti sebuah ilustrasi, bila kita berteman dengan penjual minyak, kita juga akan ikutan bau minyak. Nah kalo berteman dengan penjual Thokmiyah? ya itu tergantung bau asal anda juga.

Ketika ada seorang teman yang "menegur", Apa sih yang kamu sukai liat kaya gitu (Naruto)?, aku jawab pertanyaan temenku itu, " Ya karena sudah mengikuti dari awal". Tapi dalam hati, aku ngerasa mendapatkan hiburan dan segenggam pelajaran yang berharga.Bahwa persahabatan tidak hanya diukur dengan seberapa banyak kita memberi dan menerima, tapi lebih dari itu seberapa tulus dan sungguh2 kita menjaganya. Dan ketika ngobrol-ngobrol sama keponakanku yang kelas 6 SD, tak lupa aku singgung masalah Naruto, apakah suka juga? Ternyata dia juga suka, dan aku berharap dia juga bisa mengambil nilai-nilai yang baik dalam serial ini.

Sungguh, untuk menunggu keluarnya episode Naruto yang baru setiap minggunya tentu bukan perkara yang gampang. Yang jelas aku kecewa jika selesai setiap episodenya karena harus menunggu seminggu lagi. Namun yang membuatku tak kalah kecewanya, aku pernah kehilangan 4 poster, salah satunya poster Naruto gara-gara tertinggal di badan si Burung Besi "Etihad".

Miss U Naruto, kapan kamu nongol lagi?? Ah Datte Bayyo!!!

291207
Manuto Kun
Sumber : http://bulbasku.blogspot.com/2007/12/belajar-bersahabat-dari-uzumaki.html

Tidak ada komentar: